- Niat
- Takbiratul Ihram
- Berdiri tegak bagi yang berkuasa ketika solat fardhu dan bagi yang tidak berkuasa, disebabkan sakit dan sebagainya boleh melakukannya secara duduk, berbaring , telentang atau dengan isyarat.
- Membaca surah al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat.
- Rukuk dengan tuma`ninah.
- I`tidal dengan tuma`ninah
- Sujud dua kali dengan tuma`ninah
- Duduk antara dua sujud dengan tuma`ninah
- Duduk tasyahud akhir dengan tuma`ninah
- Membaca tasyahud akhir
- Membaca selawat nabi pada tasyahud akhir
- Membaca salam yang pertama
- Tertib artinya mengikut urutan dalam mengerjakan rukun-rukun tersebut.
Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Secara umum, zikir setelah shalat fardhu adalah sebagai
berikut:
Setelah
salam membaca istigfar (Asytaghfirullah)
sebanyak tiga kali kemudian mengucapkan,
اللَّهُمَ
أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal
jalaali wal ikraam.
Artinya :
“Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu
kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.”
(Sahih; H.R. Muslim, no. 591)
Patut diperhatikan bahwa lafal zikir di atas tidak boleh
ditambah dengan kata-kata:
وَإِلَيْكَ
يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلاّمِ
Hal itu dikarenakan lafal tersebut tidak berasal dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Lihat Misykatul Mashabih, 1:303; Hasyiyah
Ath-Thahawi ‘alal Maraqiy, 2:311.
- Kemudian mengucapkan,
لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا
مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa
lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir. Allahumma laa maani’a lima a’thaita
wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
Artinya:
“Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu
yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau
cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk
(menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim,
no. 593; An-Nasa’i, no. 1341)
- Setelah itu, Anda bisa mengucapkan tasbih (سبحان الله), tahmid (الحمد لله), dan takbir (الله أكبر) sebanyak 33 kali, kemudian
menyempurnakannya sehingga genap menjadi seratus dengan mengucapkan,
لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa
lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir
Artinya:
“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia
Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari
shahabat Abu Hurairah; Rasulullah bersabda,
مَنْ
سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ
وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ
خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Artinya:
“Barang siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir
sebanyak 33 kali setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99
kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan “لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ” , maka kesalahannya akan diampuni
meskipun sebanyak buih di lautan.” (Sahih; H.R. Muslim, no. 597)